True Story:
Lagi mellow dan mencoba menulis
(baca: mengetik). Dulu aku punya diary. Beberapa. Tapi sekarang gak ada lagi.
Karena jaman sekarang banyak hal yang bisa membuat kita jadi 4l4y dan suka
pamer, jadi aku ikut terpengaruh. Suka curcol di jejaring sosial dan blog ini
^,^
Jadi aku akan bercerita,,,,,,
Jadi aku akan bercerita,,,,,,
▼▼▼ tertarik?? silahkan buka ▼▼▼
Dulu
sekali, ada sebuah buku yang menarik perhatian ku. Bukan buku baru. Namun ada
beberapa lembar yang sepertinya meminta ku untuk menulisinya. Jadi aku membeli
pensil dan mulai menulis pada buku itu. Buku pertamaku. Awal tulisanku
terasa datar. Lama-kelamaan semakin terasa menarik. Dan semakin lama menjadi
menjemukan. Akhirnya ku putuskan untuk menutup buku itu dan mencari buku baru
untuk ku tulisi.
Beberapa
saat aku mencari, hingga rasanya aku ingin membeli buku baru. Namun ternyata
aku tak perlu membelinya. Buku itu muncul dengan lembaran yang siap ditulisi.
Dan aku mulai menulis. Buku keduaku. Tapi ternyata aku tak sanggup
menulis pada buku itu. Aku biarkan hingga buku itu menutup sendiri dan hilang.
Lalu
aku putuskan untuk membeli buku baru. Buku ketigaku. Awal yang indah
untuk menulis. Dipertengahan tidak ada ide yang bisa ku tuangkan. Aku berpikir
keras untuk untuk kembali menulisnya. Namun sangat sulit.
Sampai
kemudian aku melihat buku lainnya. Buku yang berisi lembaran menarik untuk ku
tulisi. Jadi ku tinggalkan buku lama ku dan mulai menulis pada buku baru itu. Buku
keempatku. Lama sekali aku berhasil menulis pada buku itu. Berlembar-lembar
kertas habis ku tulisi. Kadang jenuh menghampiri, namun aku masih terus
menulis.
Hingga
pada suatu hari pensil ku hilang. Aku tidak bisa menulis lagi. Dan aku
melupakan buku itu, yang akhirnya ditemukan olah orang lain untuk ditulisi.
Saat aku menemukan pensil ku, baru ku sadari buku ku tidak ada padaku. Namun
aku enggan mencari buku baru.
Lama
aku terdiam. Buku itu seperti bernyawa, meminta untuk kembali ku tulisi. Tapi
halamannya hampir habis. Jadi aku membuat edisi kedua untuk buku itu. Buku yang
sama. Anggap saja buku itu menjadi buku kelimaku. Ku tulis dengan penuh
semangat sambil menjaga pensil dan buku ku tidak hilang lagi. Buku itu ku
sampul dan pensil itu ku simpan dengan hati-hati. Takut kalau ada yang ingin
mencurinya.
Hingga
aku tersadar beberapa saat yang lalu. Buku itu telah habis ku tulisi. Tidak ada
lagi halaman kosong. Jadi
kuputuskan untuk mematahkan pensil ku dan menyembunyikannya di tempat aman.
Mungkin
aku lelah dan harus istirahat. Berhenti menulis untuk sementara waktu.
Melemaskan jari-jari ku. Mendinginkan pikiran ku. Akan tetapi aku akan membuat
peta harta karun. Yang juga akan ku sembunyikan.
Aku
akan mulai menulis lagi jika aku mendapatkan pensil ku yang sudah patah
tersambung kembali. Tapi pada buku mana aku akan menulis????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar